BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

About Me

Foto Saya
DESA KELET IS THE BEST
Lihat profil lengkapku

Selasa, 10 Mei 2011

Mengenal Potensi Diri Untuk Berprestasi


Salah satu aturan main dalam permainan hidup (the game of life) adalah diberlakukannya hukum kompetisi/persaingan. Kenyataan menunjukkan semua orang memiliki keinginan umum yang sama: ingin kaya, ingin dihormati atau ingin berprestasi di bidang tertentu. Akan tetapi tidak semuanya dapat mencapai apa yang diinginkannya. Mengapa demikian ?
Hal ini karena masing-masing individu memiliki potensi diri yang berbeda dengan lainnya. Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya (Siahaan,Parlindungan,2005:4).
Secara umum potensi diri yang ada pada setiap manusia dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu :
      1. Potensi Fisik ( Psychomotoric )
Merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar dan lain-lain.
       2. Potensi Mental  Intelektual ( Intellectual Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.
       3.  Potensi Sosial Emosional ( Emotional Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kanan ). Fungsinya antara lain untuk mengendalikan amarah, bertanggungjawab, motivasi dan kesadaran diri.
        4. Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa sadar atau kearifan di luar ego. Secara umum Spiritual Quotient merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia.
       5.  Potensi Daya Juang ( Adversity Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya juang tinggi. Melalui potensi ini, seseorang mampu mengubah rintangan dan tantangan menjadi peluang.

Kamis, 05 Mei 2011

Akankah Hilang Ukiran Khas Jepara?








Jepara merupakan kota kecil di Jawa tengah yang mempunyai ukiran yang indah di banding dengan daerah lain. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, sedikit sekali minat dari warga Jepara untuk melestarikan ukiran itu. Banyak orang yang tak peduli akan hal yang telah membesarkan nama kota Jepara ini. Apakah ini merupakan kesalahan pemerintah yang tidak meniadakan museum khusus untuk memperlihatkan ukiran khas Jepara ataukah kesalahan warga sebagai actor yang paling penting dalam penentuan akan tetap eksisnya ukiran Jepara ini.
Untuk menanggapi hal tersebut, sekelompok seniman yang menyebut dirinya “komunitas rumah kartini” yang di gerakkan oleh saudara Apeep dan kawan-kawan, membuat sebuah lukisan pada tembok di sekitar kawasan SCJ, sebagai bentuk luapan mereka atas kekurang peduliannya pemerintah Jepara terhadap ukiran Jepara.
Lukisan itu tak sembarang di buat, namun di situ tersirat makna yang bagus yang tak semua orang bisa mengartikan apalah arti dari lukisan tembok itu. Kita bisa membacanya dari sebelah kiri yang bergambar RA. Kartini  sampai ujung kanan yang bergambar orang menangis di atas batu Nissan.  Dalam lukisan itu menceritakan bahwa pada zaman dahulu Ukir Jepara dikembangkan oleh RA kartini. Beliau mendirikan sekolah yang khusus memeplajari tentang pembuatan ukiran, agar ukiran Jepara layak untuk di jual di pasaran. Namun, apalah pedulinya pemerintah Jepara, sejak pemerintahan dulu hingga sekarang tak ada keinginan untuk membuat sebuah museum yang khusus untuk ukiran Jepara.  Padahal ukiran Jepara begitu berarti bagi Jepara. Dalam lukisan itu diceritakan kalau warga Jepara sekarang hanya mengolah kayu dalam bentuk yang masih utuh, tidak membuat ukiran yang khas dan unik. Itu semua karena pengaruh orang yang tidak bertanggung jawab, yang dalam lukisan itu digmabarkan ibarat seorang iblis yang menghasut. Karena ukiran Jepara telah hilang dari kehidupan warga Jepara, maka menangislah orang-orang yang peduli akan ukiran Jepara, yang dalam gambar itu diibaratkan orang yang menangis di atas kuburan leluhur. Karena kebudayaan yang di besarkan dan diperjuangkan oleh para pendahulu tidak dihiraukan oleh warga pribumi jepara Indonesia.
Jika memang semua itu telah terjadi, apakah tindakan pemerintah Jepara selanjutnya? Apakah hanya berpangku tangan membiarkan ukiran Jepara hilang dengan sendirinya ataukah berani mengambil langkah tegas guna melestarikan ukiran Jepara? Pertanyaan ini harus di jawab pemerintah sendiri, karena warga tidak mempunyai wewenang penuh akan hal ini. Kita yang mengaku sebagai warga Jepara hanya bisa mendukung agar pemerintah mengambil langkah yang tepat demi kelestarian ukiran Jepara.